Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan
A. Mari Renungkan
Rasulullah saw. sangat sedih ketika
menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan ancaman dan teror
dari orang-orang kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi.
Rasulullah saw. berpikir harus ada jalan keluar untuk mengatasi semuanya.
Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu
Talib, berpulang ke rahmatullah.
Namun, perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus
berjalan, tidak boleh berhenti. Bagaimana caranya?
Allah Swt. sangat sayang kepada Rasulullah
saw. dan kaum muslimin. Dalam situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut
Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk
berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad saw., pun akhirnya hijrah dari Mekah ke
Madinah. Benar, bermula dari peristiwa hijrah inilah kejayaan dan kesuksesan
Islam dimulai.
B. Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara
terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat.
Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy agar Nabi Muhammad saw. tidak meneruskan
dakwahnya.
Bertahun-tahun Nabi Muhammad saw. menyerukan
Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada
saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang
terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Talib, berpulang
ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan. Kehilangan kedua orang tersebut
merupakan masalah serius bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah
Islamiyah di Mekah. Peristiwa sangat menyedihkan ini kemudian disebut tahun
duka cita (amul huzni).
Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw.
mengalami peristiwa luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum
Hijrah ke Madinah, tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa itu Allah Swt.
memperlihatkan tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai penghibur bagi
Nabi Muhammad saw. yang sedang dirundung kesedihan. Peristiwa ini memberikan
pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa
tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah shalat 5 waktu dalam sehari
semalam.
Setelah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. meneruskan dakwahnya
dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy
menganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha
pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan.
Setelah Allah Swt. menyuruhnya untuk hijrah,
maka Nabi Muhammad saw. pun melaksanakan Hijrah ke Madinah.
C. Berita Gembira dari Kota Yasrib
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw.
bertemu 6 orang Yasrib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam
pertemuan tersebut, Nabi Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam.
Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula
yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib lainnya.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yasrib
beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus
mendatangi Nabi Muhammad saw. Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan
perjanjian di tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan
mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri,
berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tidak akan saling memfitnah dan kami
tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Ya¡rib
datang lagi dengan maksud mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang
Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Yasrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75
orang Yasrib dan Nabi Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi
perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk
agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi
Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di
Ya¡rib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya
untuk hijrah ke Ya¡rib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw.
bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Talib.
Rencana hijrah Nabi Muhammad saw. didengar
oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap
Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Ya¡rib.
Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw. karena
khawatir akan lari. Pada malam itu pula. Nabi Muhammad saw. membisikkan kepada
Ali bin Abi Talib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya.
Atas izin Allah Nabi Muhammad saw. berhasil keluar dari rumahnya dengan
selamat.
Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw.
meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan
penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi
Talib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang
terjadi. Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah Swt.
D. Perjalanan Hijrah Rasulullah saw.
Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju
ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari
jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Sur.
Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati
manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak
menyangka mereka melalui jalan itu.
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat
bersembunyi di Gua Sur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang
mengetahui tempat persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang
puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu mereka ‘Amir bin Fuhaira. Tugas
Abdullah adalah mencari informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi
Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi
Muhammad saw. beserta ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah
mengetahui bahwa situasi sudah tenang, mereka berangkat dan melanjutkan
perjalanan dengan perbekalan yang diberikan oleh putrinya. Supaya aman dalam
perjalanan, Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah
dilalui manusia. Abdullah bin Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk
jalan. Keduanya membawa Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar dengan
hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut
Merah.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar beserta
penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak
lagi mereka pedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa
Allah Swt. akan menolong mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja
yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan
tinggi menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk
Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw. dan
Abu Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang
dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw. beserta kedua temannya yang
sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal yang diberikan
oleh Asma, putri Abu Bakar.
Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati
rombongan Nabi Muhammad saw. kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai
empat kali. Suraqa yang percaya kepada dewa berpikir bahwa itu adalah pertanda
buruk sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.
Selama tujuh hari terus-menerus mereka
berjalan. Mereka hanya beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan
berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir. Hanya
karena adanya ketenangan hati kepada Allah Swt. membuat hati dan perasaan
mereka terasa lebih aman. Mereka selalu yakin bahwa Allah Swt. akan selalu
bersama mereka.
Di tengah perjalanan menuju Madinah,
Rasulullah saw. singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan
Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid
pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk
selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada hari Jumat pagi, beliau
berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada
waktu Shalat Jumat. Shalat-lah beliau di sana. Inilah Shalat Jumat pertama
dalam Islam. Khotbahnya pun merupakan khotbah yang pertama.
Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar tiba di
Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nanti
masyarakat Madinah. Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar,
masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad
saw., lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad saw.
dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk
keperluan penyambutan itu. “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita,
dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur atas ajakannya kepada Allah
Swt. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang
wajib ditaati.” Itulah syair penyambutan Nabi Muhammad saw. di Madinah.
E. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw.
mulai membuat program kerja dan melaksanakannya seperti yaitu membangun masjid,
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, dan membuat perjanjian dengan
penduduk Madinah.
Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan
masjid segera dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri
sebuah masjid berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.
Masjid yang dibangun Rasulullah saw.
bersama-sama kaum Muhajirin dan Ansar tidak hanya berfungsi untuk Shalat
semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi
masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah
tentang perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat
pemerintahan setelah Rasulullah dipilih sebagai pemimpin di Madinah.
Seluruh aktivitas masyarakat Madinah
dipusatkan di masjid. Itulah fungsi masjid yang sebenarnya sudah dibangun oleh
Rasulullah saw. Bagaimana dengan masjid sekarang? Apakah hanya berfungsi
sebagai tempat Shalat belaka? Kalian harus bisa memfungsikan masjid di tempat
tinggal kalian, termasuk masjid sekolah sebagaimana fungsi masjid pada zaman
Nabi Muhammad saw.
Langkah berikut Nabi Muhammad saw. adalah
mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Ansar. Muhajirin adalah
orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah, sedangkan Ansar adalah orang Madinah
yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Ansar mengakui orang
Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya
tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah tersebut.
Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:
Langkah ini mendapat simpati seluruh lapisan
masyarakat Madinah. Orang-orang Muhajirin merasa nyaman dan tenteram, meskipun
bukan tinggal di rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan
penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan
menyenangkan.
Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. merumuskan
piagam yang berlaku bagi seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di
Madinah, yang kemudian disebut “Piagam Madinah”. Adapun isi piagam Madinah
antara lain:
1. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut
serta dalam peperangan.
2. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama
kaum muslimin.
3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka,
dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah
diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.
5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong
menolong dalam memerangi atau menghadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus
senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi
penganiayaan atau kezaliman.
7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari
serangan pihak luar.
8. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya
kecuali bagi yang berbuat jahat
Perlu diketahui, bahwa di Madinah tidak hanya
orang-orang Islam saja yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang
nonmuslim. Agar terjadi hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi,
dan menjaga lingkungan di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama. Piagam
inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan
pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup, antara lain, perikemanusiaan,
keadilan sosial, toleransi beragama, dan gotong royong.
Dengan program-program cerdas yang dilakukan
Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban
maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Rangkuman
1. Hijrah artinya pindah. Hijrah Rasul artinya perpindahan Rasulullah
saw. beserta sahabatnya dari Mekah ke Madinah.
2. Cara meneladani Rasulullah saw. adalah
memahami bagaimana beliau bisa menyatukan penduduk di Madinah dengan berbagai
macam keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana seluruh kelompok tidak
ada yang tersinggung dan tersakiti.
3. Penyebab Nabi Muhammad saw. hijrah adalah:
a. karena atas perintah Allah Swt.,
b. karena serangan kafir Quraisy Mekah
yang semakin meningkat,
c. karena ada harapan baru untuk
mengembangkan Islam di Madinah.
4. Muhajirin adalah orang-orang Mekah yang
hijrah, sedangkan Ansar adalah orang-orang Madinah yang menyambut kedatangan
kaum Muhajirin.
5. Yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah
adalah:
a. membangun masjid,
b. mempersaudarakan antara kaum
Muhajirin dan kaum Ansar,
c. membuat perjanjian dengan penduduk
Madinah.
6. Perjuangan Rasulullah saw. di Madinah dalam
rangka mempersatukan umat Islam dengan umat yang lain adalah membuat perjanjian
yang sangat monumental yang disebut perjanjian Madinah atau Piagam Madinah.
ULANGAN HARIAN HIJRAH KE MADINAH klik disini
jika ada pertanyaan silakan kirim di kolom komentar
jika ada pertanyaan silakan kirim di kolom komentar
Bu jawaban saya yang online saya lupa tulis di buku tulis gimana ini Bu... Gapapa ya Bu saya lupa
BalasHapusOk
HapusIya
HapusOk
BalasHapusSetiap agama mempunyai kepercayaanya sendiri kita sebagai umat muslim harus menghormati
BalasHapusAsslamualaikum bu anis? tugas kelas 7 tahap 2 yang mana ya bu?
BalasHapusbu tugs ulangan harian paswotnya apa ya bu
BalasHapus